Home / Berita Terbaru

Sejarah dan Keistimewaan Gunung Uhud dalam Islam

12 Desember 2022 | Penulis : Adira Finance

Gunung Uhud bukanlah gunung biasa, Sahabat. Sebagian orang menyebutnya sebagai gunung, namun sebagian lainnya menyebutnya bukit yang memiliki nilai serta makna spiritual dan historis dalam Islam.

Gunung Uhud yang dalam bahasa Arab disebut ‘Jabal Uhud’ ini tidak menyambung dengan gunung lainnya, dan karenanya dijuluki Jabal Uhud. Lantas, apa yang membuat gunung ini mendapat keistimewaan dan bagaimana sejarahnya? Simak ulasannya berikut ini, Sahabat.

Sejarah Gunung Uhud

Jabal Uhud atau Gunung Uhud memiliki keistimewaan tersendiri. Tak seperti gunung atau bukit lainnya di sekitar Kota Madinah, situs ini menjadi salah satu gunung yang dijanjikan akan ada di surga.

Jabal Uhud adalah sebuah gunung yang berjarak 5 km di sebelah utara Kota Madinah. Gunung ini memiliki ketinggian 1.077 mdpl dan akan selalu diingat oleh umat Islam karena pernah terjadi pertempuran besar di sana. Pertempuran itu melibatkan pejuang Islam dan kaum kafir Quraisy yang terjadi pada 15 Syawal 3 Hijriah atau pada Maret 625 Masehi. Pertempuran itu merenggut nyawa puluhan pejuang Islam yang mati secara syahid.

Di lembah Gunung Uhud pula, dahulu pernah terjadi pertempuran dahsyat antara kaum muslimin yang berjumlah 700 orang. Pejuang Islam ini melawan gerombolan musyrikin Mekkah yang mengerahkan serdadu tak kurang dari 3.000 orang. Jumlah itu tentu saja tidak seimbang. 

Dalam jumlah yang tak seimbang, pertempuran hebat tetap terjadi. Kaum muslimin sebenarnya telah memenangkan peperangan itu dan membuat kaum musyrikin kewalahan. Sayangnya, para pemanahh yang berada di atas Gunung Arrimah sempat tergoda melihat barang-barang berharga yang ditinggalkan kaum musyrikin, sehingga mereka meninggalkan posnya.

Para pemanah ini turun dari bukit dan lupa pesan Rasulullah SAW agar tidak meninggalkan bukit tersebut. Semuanya turun, kecuali komandannya Abdullah bin Jabir dan enam pemanah lainnya. Melihat situasi itu Khalid bin Walid—komandan Quraisy yang saat itu belum masuk Islam—memanfaatkan keadaan membawa pasukan berbelok dari arah belakang pasukan Islam sehingga mengalami kekalahan yang tidak sedikit.

Pertempuran itu mengakibatkan 70 orang syuhada gugur di medan pertempuran. Di antaranya adalah paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muththalib, yang digelari Asa­Dullah wa Asadur Rasul (Singa Allah dan Rasul-Nya), Mush'ab bin Umair, dan Abdullah bin Jahsyin.

Nabi Muhammad SAW sendiri mendapat luka-luka akibat pertempuran itu. Sahabat-sahabatnya yang menjadi perisai hidup Rasulullah SAW turut gugur dengan kondisi badan dipenuhi anak panah. Setelah perang usai dan kaum musyrikin menarik pasukannya pulang ke Mekkah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan supaya mereka yang gugur dimakamkan di lokasi mereka roboh. Bahkan, ada satu liang kubur yang terdiri dari sejumlah syuhada.

Oleh karena kecintaan Rasulullah SAW kepada para syuhada Gunung Uhud, khususnya Sayyidina Hamzah, Rasulullah SAW melaksanakan ziarah ke Jabal Uhud nyaris setiap tahun. Jejak ini pula yang sampai saat ini diikuti umat Islam, bahkan semenjak zaman pemerintahan para khalifah sesudah Rasulullah SAW wafat.

Keutamaan Gunung Uhud

Di balik sejarah panjang tersebut, ada pula beberapa keutamaan Gunung Uhud yang perlu Sahabat ketahui, di antaranya:

  1. Dijanjikan berada di surga

    Gunung Uhud adalah gunung dijanjikan ada di surga. Dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari, disebutkan, “Jika kita hendak melihat bukit yang terdapat di surga, maka ziarahlah ke Gunung Uhud. Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Gunung Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang terdapat di surga,” (HR Bukhari).

  2. Begitu dicintai Rasulullah SAW

    Dalam sejarahnya, Gunung Uhud pernah bergetar ketika Rasulullah SAW sedang bersama-sama Sayyidina Abu Bakar RA, Sayyidina Umar Al-Faruq RA, dan Sayyidina Utsman bin Affan RA sedang berada di puncaknya.

    Ketika itu Nabi Muhammad SAW menghentakkan kakinya dan berkata: "Diamlah engkau Uhud, di atasmu sekarang ada Rasulullah dan orang yang selalu membenarkannya (Abu Bakar RA) dan dua orang yang akan mati syahid (Umar bin Khattan dan Utsman bin Affan)."

    Tak lama setelah Rasulullah SAW menghentakkan kakinya, gunung itu berhenti bergetar sebagai tanda kerinduan dan kegembiraan gunung tersebut menyambut Rasulullah.

    Dalam hadis riwayat Bukhori, disebutkan, "Gunung Uhud adalah gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya," (HR Bukhori).

  3. Saksi mukjizat Rasulullah SAW

    Gunung Uhud menjadi saksi mukjizat Rasulullah SAW. Selain dapat berhenti bergetar setelah mengetahui kedatangan Rasulullah SAW di puncaknya bersama sahabat-sahabatnya, Gunung Uhud juga pernah diajak bicara oleh Rasulullah SAW. Kala diajak bicara, gunung ini seperti halnya makhluk berakal yang dapat mengerti pembicaraan manusia.

  4. Kabar dari Rasulullah SAW untuk Umar dan Utsman

    Suatu ketika, Rasulullah SAW pernahh memberikan kabar kepada Umar bin Khatab RA dan Utsman bin Affan RA bahwa mereka akan mendapatkan syahadah atau kematian syahid. Ini merupakan bentuk informasi dengan dalil yang kuat bahwa Rasulullah SAW tidak berbicara berdasar hawa nafsu belaka, namun itu berdasarkan wahyu sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Quran yang artinya:

    “Dan dia tidaklah berbicara dari dorongan hawa nafsunya, akan tetapi ucapannya tiada lain adalah wahyu yang disampaikan kepadanya” (QS An-Najm ayat 3 dan 4).

    Sekian tahun setelah itu, terbuktilah apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW. Umar dan Utsman masing-masing meninggal sebagai syahid karena dibunuh.

    Umar bin Khathab dibunuh oleh Abu Lu'luah al-Majusi saat sedang salat Shubuh dan mati syahid akibat dari tikaman pisau Abu Lu'luah. Sedangkan Utsman bin Affan dibunuh di rumahnya saat sedang membaca al-Quran oleh sekelompok orang Khawarij.

Gunung Uhud adalah sala satu tempat bersejarah yang istimewa. Setiap Muslim dari luar Jazirah Arab yan berkunjung ke Madinah akan terbersit keinginan untuk menyempatkan diri mengunjungi situs penting tersebut. Namun, ziarah ke Gunung Uhud bukanlah perkara yang di-sunnah-kan atau dianjurkan dalam Islam, dan bukan merupakan sunnah yang dianjurkan saat seorang Muslim mengunjungi Madinah.

Sementara itu, tentang hal-hal yang dianjurkan secara syar’i untuk dilakukan saat mengunjungi Madinah adalah berziarah ke Masjid Quba’ dan salat dua rakaat di dalamnya sebagaimana Rasulullah SAW mengunjunginya dahulu.

Itulah beberapa hal yang perlu Saabat ketahui mengenai Gunung Uhud berikut sejarah dan keutamaannya. Bukan sekadar gunung, Gunung Uhud memiliki sejumlah keistimewaan dari masa Rasulullah SAW dan para sahabat. Sahabat pun dapat mengunjungi Jabal Uhud ini ketika mengunjungi Kota Suci Madinah.

Bagi Sahabat yang berencana melakukan ibadah haji maupun umroh, Sahabat dapat memilih travel yang sudah memiliki track record terpercaya. Adira Finance telah bekerja sama dengan lebih dari 38 travel umroh lokal dan nasional yang terpercaya, aman dan amanah. Semua ini demi membantu Sahabat beribadah dengan tenang dan nyaman, serta selama melakukan perjalanan ke tanah suci.

Adira Finance juga menghadirkan layanan Pembiayaan Syariah Umroh yang memudahkan Sahabat untuk melaksanakan ibadah umroh dengan bantuan dana, tentunya dengan menggunakan akad berprinsip syariah, akad murabahah. Layanan ini memudahkan Sahabat untuk mengangsur cicilan setelah pulang umroh. Yuk, ajukan pembiayaannya di sini.

Bagikan Artikel

Artikel Terbaru

Dapatkan informasi terbaru tentang Adira Finance
Subscribe Sekarang


Kantor Pusat Adira Finance

Gedung Millenium Centennial Center Lt. 53-61
Jl. Jend. Sudirman Kav. 25
Karet Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta 12920

Call Center : 1500511
Email : customercare@adira.co.id
Cari Lokasi Cabang
  • Copyright @ Adira Finance Berizin dan Diawasi oleh OTORITAS JASA KEUANGAN