Home / Berita Terbaru

Test Ride Honda CRF150L: Membelah Hutan Lindung BandungTest Ride Honda CRF150L: Membelah Hutan Lindung Bandung

Test Ride Honda CRF150L: Membelah Hutan Lindung BandungTest Ride Honda CRF150L: Membelah Hutan Lindung Bandung -->

24 November 2017 | Penulis : Adira Finance

BANDUNG – Honda CRF150L yang jadi gacoan baru PT Astra Honda Motor (AHM) kembali diuji oleh awak media. Jika sebelumnya Dapurpacu.com menjajal Honda CRF150L di Pagedangan BSD Track, Tangerang, yang merupakan sirkuit berkarakter teknikal.

Kali ini Dapurpacu.com bersama awak media nasional lainnya diajak PT Astra Honda Motor (AHM) untuk mencicipi hutan di wilayah Bandung Utara, (15/11) kemarin, sekaligus menguji ketangguhan Honda CRF150L yang diproduksi di Jl. Pegangsaan 2, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Rute melewati kawasan Bukit Pakar Utara dan Taman Hutan Raya Juanda, Kabupaten Bandung Barat, sejauh 50 km dengan berbagai kondisi jalan, dari mulai jalan aspal sekitar 20 km, jalan rusak dan berbatu (cross country) sekitar 25 km, dan rute tanah dan lumpur sekitar 5 km.

Variasi rute seperti itu sepertinya cukup untuk menjajal CRF150L, dengan kondisi pengendara yang bisa dimasukan ke dalam kategori pemula.

Bandung yang diguyur hujan pada tiga hari sebelumnya, menjadi poin tersendiri. Karena selain membuat kontur jalan semakin licin, juga rute yang rencananya sejauh 50 km, menjadi berkurang jadi 36 km, karena ada area rute yang tertutup tanah longsor.

Lepas start dari Armor Kopi di Cimenyan, Bandung Utara, menuju Bukit Moko disuguhkan jalanan yang masuk dalam kategori mulus, dan hanya sedikit jalan jelek menuju Bukit Moko. Kondisi ini menjadi ajang untuk beradaptasi dengan CRF150L.

Dari Bukit Moko petualangan dimulai. Baru masuk trek tanah, pemandangan hijau membentang di dalam hutan pinus dapat menyejukkan mata, apalagi udara khas pegunungan yang dingin menambah nyaman kala hidung menyedot udara bersih.

Tapi tanah merah keramik yang permukaannya padat tapi licin karena basah, membuat kami harus tetap waspada. Torsi dari mesin Mesin 4 tak SOHC satu silinder dengan ukuran diameter 57,3 mm dan langkah 57,8 mm, membuat ban belakang sering ngesot, karena daya traksi ban pacul pada CRF150L sangat sedikit kala melindas tanah merah keramik yang licin.

Rute yang harusnya cocok untuk ‘rute wisata’ motor trail, berubah menjadi grade dua dan tiga. Artinya pada rute ini benar-benar menantang bagi kami, karena selain harus melewati tanah merah keramik juga harus melewati tanah lumpur, yang membuat CRF150L tertancap di tanah lumpur.

Luapan torsi yang disuguhkan harus diantisipasi oleh pengendara, dengan mengatur bukaan gas, saat membetot tuas gas usahakan jangan terlalu cepat, harus diurut agar gejala spin bisa terhindar. Selain itu jika tertancap di tanah, luapan tenaga CRF150L yang tertanam di lumpur bisa membuatnya keluar dari kumbangan lumpur, walaupun kadang harus dibantu dengan cara didorong.

Karena sering “nancep” di kumbangan lumpur, tak hanya tenaga CRF150L yang terkuras tapi tenaga pengendaranya pun terkuras. Alhasil CRF150L ini sering ‘mencium’ tanah, karena tenaga pengendara yang tak kuat menopang motor, ditambah tanah yang licin sehingga kaki sering kepeleset dan terjatuh.

Ketika terjatuh, mesin otomatis mati karena lean angle sensornya bekerja. Makanya jangan kaget, jika setelah motor sudah berdiri kembali, mesin tidak mau hidup. Caranya biar mesin hidup kembali adalah matikan kunci kontak, lalu hidupkan lagi kemudian pencet stater elektriknya maka mesin akan hidup kembali.

Seringnya motor tertancap di lumpur juga menjadi bukti bahwa motor injeksi tidak ‘cengeng’ di dalam hutan. Selain itu, jika memakai sistem pengkabutan bahan bakar karburator, jika motor terjatuh sering terjadi gejala banjir di karburator sehingga mesin sulit hidup, akibatnya tenaga pengendara harus terbuang lagi untuk membetulkan agar tidak banjir.

Lepas jalur tanah yang menantang dan menguras tenaga, kami disuguhkan dengan jalan tanah batu, batuliar dan pasir (cross country) yang istimewa, disebut istimewa karena kondisinya basah dan berlumut, sehingga kami harus tetap berkonsentrasi.

Pada rute ini, suspensi upside down depan dengan ukuran diameter pipa 37 mm dan panjang langkah main 225 mm diuji. Dengan ukuran seperti itu, suspensi dapat memberikan kenyamanan kala melewati trek dengan kontur batu. Sok depan tidak terasa mentok, dan reboundya juga tidak terlalu cepat.

Keseruan perjalanan ditutup dengan rute jalan aspal sejauh 14 km, di jalur on road ini dapat mearasakan bahwa Honda CRF150L tidak hanya tangguh di jalur off road, tapi mumpuni juga di jalur on road. Sehingga harga yang ditawarkan Rp 31,8 juta (OTR Jakarta) rasanya cocok untuk para bikers yang suka akan petualangan di atas motor.

Bagikan Artikel

Artikel Terbaru

Dapatkan informasi terbaru tentang Adira Finance
Subscribe Sekarang


Kantor Pusat Adira Finance

Gedung Millenium Centennial Center Lt. 53-61
Jl. Jend. Sudirman Kav. 25
Karet Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta 12920

Call Center : 1500511
Email : customercare@adira.co.id
Cari Lokasi Cabang
  • Copyright @ Adira Finance Berizin dan Diawasi oleh OTORITAS JASA KEUANGAN