Test Ride Royal Enfield Classic 500 : Penuh GodaanTest Ride Royal Enfield Classic 500 : Penuh Godaan
Test Ride Royal Enfield Classic 500 : Penuh GodaanTest Ride Royal Enfield Classic 500 : Penuh Godaan
JAKARTA — Tampilan Royal Enfield Classic 500 terlihat begitu menggoda. Kental dengan nuansa klasik, sesuai dengan nama motornya. Begitulah yang kami rasakan saat bercengkarama beberapa waktu lalu.
Ditambah suara khas yang keluar dari mesin 499 cc, 4-tak satu silinder dengan overstroke – komposisi langkah piston lebih panjang, yakni diameter piston 84 mm x stroke 90 mm, semakin penasaran merasakan kenikmatan saat mencicipinya dalam sebuah perjalanan di dalam kota.
Nyaman dan Mudah Dikendalikan
Duduk di atas Classic 500, kesan yang dihasilkan adalah motor ini punya posisi riding bisa dibilang santai. Setang dijepit di belakang as komstir, membuat posisinya lebih dekat ke pengendara.
Posisi footstep yang tidak terlalu maju dan mundur, membuat kaki nyaman. Selain itu, posisi tangki yang besar membuat kami sedikit “ngangkang,” tapi tidak lantas bikin pegal. Dengan tinggi badan 170 cm, kami bisa menapakkan kaki dengan sempurna kala motor berhenti.
Bicara soal pengendalian, motor dengan dimensi panjang 2.160 mm, lebar 800 mm dan tinggi 1.050 mm, masih nyaman dikendarai dan tidak cepat lelah kala menggeber di kondisi jalan padat bahkan macet.
Apalagi per yang dipasang di jok menambah kenyamanan karena duduk terasa empuk. Untuk berboncengan pun tidak perlu khawatir, karena masih disediakan jok belakang kendati terpisah.
Asik Saat Berkendara Santai
Saat melaju di atas motor yang punya tenaga maksimal 27,2 dk di 5.250 rpm, serta torsi maksimal 41,3 Nm di 4.000 rpm, dengan bobot mencapai 187 kg. Sehingga tak heran jika akselerasinya bisa dibilang lambat.
Kami terasa terganggu oleh getaran mesin yang begitu terasa pada bagian setang. Sehingga untuk lebih nyaman, kami sering berada di persneling tinggi yang menyebabkan putaran mesin rendah guna meminimalisir getaran.
Dengan demikian, Royal Enfield Classic 500 asik hanya untuk dipakai jalan santai. Dengan kata lain, hindari berada di putaran mesin tinggi. Sementara jika terjebak dalam kemacetan, jangan khawatir kena panas mesin, karena rasio kompresinya cukup rendah, hanya 8,5:1.
Karena konsep sebagai motor klasik, Royal Enfield sepertinya konsisten menghadirkannya ke beberapa elemen yang juga tampak sederhana atau jauh dari kesan motor modern. Lihat saja pengapliksian spidometer analog, unik lagi fuel meter-nya hanya diwakili sinyal bergambar pompa bensin yang menyala kala bahan bakar sudah sedikit.
Motor ini asyik jika dipakai berkendara pada malam hari, bohlam H4 membuat jalanan terlihat jelas. Walaupun kesan klasik begitu terasa, namun sisi safety pada motor ini tetap mumpuni. Hal itu terlihat pada bagian sistem pengereman, rem depan aplikasi cakram, yang dirasa cukup untuk mengurangi kecepatan Classic 500.
Oleh PT Distributor Motor Indonesia, selaku Royal Enfield (RE) Authorized Dealer di Indonesia motor ini dijual dengan harga Rp 89,6 juta on the road Jakarta. Tertarik!?