Home / Berita Terbaru

ADMF Mencatatkan Pembiayaan Baru Berhasil Tumbuh Sebesar 17,3% y/y di Semester I/2021

30 Juli 2021 | Penulis : Corporate Comm

English Version, Click Here

Perekonomian domestik di kuartal II/2021 sudah lebih baik bila dibandingkan dengan kuartal I/2021 sejalan dengan pulihnya aktivitas perekonomian secara bertahap didukung menurunnya jumlah kasus harian Covid-19 dan dimulainya distribusi vaksin sejak awal tahun 2021. Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan perekonomian domestik masih berada dikisaran 7,1% hingga 7,5% di kuartal II/2021, meningkat signifikan dari kuartal I/2021 sebesar -0,7%.Beberapa indikator perekonomian yang menunjukkan tren positif di kuartal II/2021 antara lain indeks penjualan ritel pada Maret dan April 2021 tumbuh 9,8% y/y, dan PMI manufaktur Indonesia yang naik dari posisi 54,6 menjadi 55,3 pada Mei 2021. Sementara itu,

Bank Indonesia sepanjang 1H2021 telah memangkas suku bunga BI7DRR sebanyak 1x menjadi 3,50%. Inflasi masih rendah berada di level 1,33% di bulan Juni 2021.

Namun, pada pertengahan bulan Juni 2021, angka penyebaran kasus Covid-19 kembali meningkat secara signifikan, sehingga pemerintah mengimplementasikan kembali pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali sehingga hal ini menjadi tantangan baru bagi pelaku industri dan bisnis pada kuartal III/2021.

Industri penjualan otomotif berhasil tumbuh pada Semester I/2021 yang diantaranya didukung oleh stimulus insentif pajak (PPnBM) pembelian mobil penumpang baru, aktivitas ekonomi yang mulai membaik, dan adanya efek penjualan dari periode bulan Ramadhan. Berdasarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan industri mobil baru dan sepeda motor baru ritel masing-masing tercatat tumbuh 33,5% y/y dan 23% y/y menjadi 388 ribu unit dan 2,4 juta unit jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Seiring meningkatnya penjualan pada industri otomotif, Perusahaan mencatatkan pembiayaan baru bertumbuh sebesar 17,3% y/y menjadi Rp11,8 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu. Hampir semua segmen produk pembiayaan mengalami kenaikan terutama didominasi segmen pembiayaan mobil baru sebesar 30,1% y/y, kemudian diikuti segmen pembiayaan mobil bekas dan sepeda motor baru masing-masing sebesar 23,4% y/y dan 13,3% y/y. Walaupun demikian, piutang yang dikelola Perusahaan masih tercatat menurun sebesar 18,1% y/y menjadi Rp41,3 triliun pada Semester I/2021 yang disebabkan oleh rundown portfolio yang lebih tinggi.

Di tengah adanya penerapan PPKM sejak awal Juli 2021, Perusahaan akan lebih berfokus pada penjualan yang tersegmentasi diluar Jawa dan Bali. Selain itu, Perusahaan juga akan lebih menyelaraskan antara pertumbuhan pembiayaan baru dan pengendalian kualitas aset di tengah lingkungan operasional yang penuh tantangan untuk mempertahankan kinerja Perusahaan.

“Melihat dinamika pandemi Covid-19 yang masih belum pulih di tahun 2021, dalam merespon percepatan adopsi digital oleh konsumen, Adira Finance terus berinovasi mempersiapkan strategi bisnis untuk menanggapi arah perubahan konsumsi masyarakat yang menjadi lebih digital savvy dengan mempermudah pelanggan dalam melakukan pembiayaan tanpa harus melalui kantor cabang. Oleh karena itu, Perusahaan terus melakukan inovasi dan mengembangkan digital platform Adiraku. Hingga Juni 2021, jumlah konsumen yang telah mengunduh aplikasi Adiraku sekitar 1,5 juta konsumen dan jumlah konsumen yang terdaftar sekitar 700 ribu konsumen.” kata Hafid Hadeli, Presiden Direktur.

Hingga saat ini, Perusahaan terus memberikan restrukturisai kepada nasabah yang terdampak Covid-19. Per posisi Juni 2021, jumlah nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak 831 ribu kontrak atau sekitar Rp19 triliun mewakili sekitar 36% dari piutang yang dikelola per Februari 2020. Saat ini, lebih dari 80% dari pinjamanan nasabah yang telah direstrukturisasi telah mulai membayar kewajiban cicilannya.

Dari sisi keuangan, Perusahaan membukukan pendapatan bunga pada Semester I/2021 mencapai Rp 4,4 triliun, masih mengalami penurunan sebesar 25,0% y/y jika dibandingkan periode sama tahun lalu, terutama karena penurunan piutang pembiayaan. Sementara itu, beban bunga turun sebesar 27,6% y/y menjadi Rp1,7 triliun sejalan adanya penurunan pada jumlah pinjaman serta pada cost of fund. Hasilnya, pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp2,7 triliun, turun 23,3% y/y dan margin bunga bersih tercatat sebesar 12,3%. Beban operasional Perusahaan turun tipis sebesar 1,1% y/y menjadi Rp1,8 triliun, sementara cost of credit mengalami penurunan sebesar 15,7% y/y menjadi Rp819 miliar.

Dengan demikian, laba bersih Perusahaan setelah pajak dibukukan sebesar Rp 473,5 miliar atau mengalami penurunan sebesar 20,7% y/y. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perusahaan masing-masing tercatat menjadi sebesar 3,3% dan 12,1% di Semester I/2021.

“Dari sisi pendanaan, kami tetap melakukan diversifikasi baik melalui dukungan pembiayaan bersama dari perusahaan induk, Bank Danamon, maupun pinjaman eksternal yang terdiri pinjaman bank dan obligasi. Per posisi Juni 2021, pembiayaan bersama mewakili sekitar 43% dari total piutang yang dikelola. Sementara, pinjaman eksternal tercatat sebesar Rp13,3 triliun, turun 35,4% y/y. Dengan demikian, Gearing Ratio turun dari 2,7x menjadi 1,7x. Di tengah pandemi Covid-19 yaitu di bulan Juli 2021, Perusahaan telah menerbitkan Obligasi PUB V Tahap II dan Sukuk Mudharabah IV Tahap II tahun 2021 senilai Rp 1,5 triliun dengan oversubscribe 4,8x.

Selain itu juga, kami berhasil mempertahankan peringkat domestik dan internasional masing-masing yaitu idAAA dan BBB serta Baa2/Stable dari Lembaga Pemeringkat PEFINDO dan Fitch serta Moody’s atau sama dengan peringkat negara Republik Indonesia.

Peringkat ini memperkuat kemampuan Perusahaan untuk mengakses sumber pendaan yang lebih kompetitif baik dalam negeri maupun luar negeri.” kata I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance.

The domestic economy in the second quarter of 2021 has improved compared to the first quarter as the economy activities gradually recover on the back of the decline in the number of daily Covid-19 cases and the start of vaccine distribution from the beginning of 2021. The Ministry of Finance projected that the GDP growth to be around 7.1% to 7.5% in the second quarter of 2021, improved significantly from -0.7% in the first quarter of 2021. Several economic indicators exhibiting a positive trend include the retail sales index in March and April 2021 that grew by 9.8% y/y, and Indonesia's manufacturing PMI which rose from 54.6 to 55.3 in May 2021. Meanwhile, Bank Indonesia during 1H2021 had cut the BI7DRR interest rate by 1x to 3.50%. Inflation is still low at the level of 1.33% in June 2021.

Unfortunately, the number of Covid-19 cases increased significantly in mid-June 2021; hence, the government re-implemented mobility and activity restrictions (PPKM) in Java and Bali. Consequently, this has become a new challenge for industry and business players in the third quarter of 2021.

The automotive sales industry grew in Semester I/2021 in part supported by the tax (PPnBM) incentive  stimulus  for  new  passenger  car purchase, economic activity that had improved gradually, and the sales effect of the Ramadan season.  According  to  the  Association  of Indonesian Automotive Industries (Gaikindo) and the Indonesian Motorcycle Industry Association (AISI), new car and new motorcycle retail sales grew by 33.5% y/y and 23% y/y to 388 thousand units, and 2.4 million units respectively, when compared to the previous year.

In line with increasing sales in the automotive industry, the Company has recorded a new financing growth by 17.3% y/y to Rp11.8 trillion compared to the same period last year. Nearly all financing segments product exhibited growth, which mainly contributed by the new car financing segment of 30.1% y/y, followed by the used car and new motorcycle financing segments of 23.4% y/y and 13.3% y/y. However, the Company’s managed receivables still recorded a decline of 18.1% y/y to Rp 41.3 trillion in Semester I/2021 on the back of higher rundown portfolio.

During the implementation of PPKM since early July 2021, the Company will focus more on segmented sales outside Java and Bali. In addition, the Company will also balance between new financing growth and maintaining asset quality during this challenging operating environment to sustain the performance of the company.

“Since the Covid-19 pandemic has not subsided yet this year and in respond to the acceleration digital adoption by consumers, Adira Finance continues to innovate by making it easier for customers to acquire financing without having to go through a branch office. Therefore, the Company continues its innovation to further develop its Adiraku digital platform. As of June 2021, the number of consumers who have downloaded the Adiraku  application  is  around  1.5  million consumers  and  the  number  of  registered consumers is around 700 thousand consumers." said Hafid Hadeli, President Director.

The Company continues to offer restructuring to customers affected by Covid-19. As of June 2021, the number of customers whose loans have been restructured is 831 thousand contracts or around Rp 19 trillion, representing around 36% of receivables managed as of February 2020. Currently, more than 80% of restructured customer loans have started paying their installment obligations.

Financially, the Company posted interest income of Rp 4.4 trillion in Semester I/2021, a decline of 25.0% y/y compared to the same period last year, mainly due to a decrease in financing receivables. Meanwhile, interest expense decreased by 27.6% y/y to Rp1.7 trillion in line with the decline of total borrowings and lower cost of funds. As a result, net interest income was recorded at Rp2.7 trillion, down by 23.3% y/y and net interest margin was recorded at 12.3%. The Company's operating expenses decreased slightly by 1.1% y/y to Rp1.8 trillion, while the cost of credit decline by 15.7% y/y to Rp819 billion. Thus, the Company's net profit after tax was recorded at Rp 473.5 billion or decreased by 20.7% y/y. The Company's Return on Assets (ROA) and Return on Equity (ROE) were recorded at 3.3% and 12.1%, respectively, in Semester I/2021.

“In terms of funding, we continue to diversify our sources of funding both through joint financing support from our parent company, Bank Danamon, as well as external borrowings consisting of bank loans and bonds. As of June 2021 position, joint financing represented approximately 43% of total managed  receivables.  Meanwhile,  external borrowing was recorded at Rp13.3 trillion, down by 35.4% y/y. Thus, the Gearing Ratio dropped from 2.7x to 1.7x. Amid the Covid-19 pandemic, the Company had successfully issued PUB V Bonds Phase II and Sukuk Mudharabah IV Phase II 2021 amounting to Rp 1.5 trillion, with a 4.8x oversubscription. In addition, we manage to sustain  our  domestic  credit  ratings  and international credit ratings; id AAA , BBB and Baa2/Stable (equivalent to the sovereign rating of the Republic of Indonesia) from PEFINDO, Fitch Ratings and Moody's. This rating strengthens the Company's ability to access more competitive funding sources both domestically and abroad,” said I Dewa Made Susila, Finance Director of Adira Finance.

 

Bagikan Artikel

Berita Terbaru

Dapatkan informasi terbaru tentang Adira Finance
Subscribe Sekarang


Kantor Pusat Adira Finance

Gedung Millenium Centennial Center Lt. 53-61
Jl. Jend. Sudirman Kav. 25
Karet Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta 12920

Call Center : 1500511
Email : customercare@adira.co.id
Cari Lokasi Cabang
  • Copyright @ Adira Finance Berizin dan Diawasi oleh OTORITAS JASA KEUANGAN