Home / Berita Terbaru
RANGKASBITUNG, kota kecil yang dulunya hanya dikenal sebagai hutan bambu, kini menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Terletak sekitar 100 kilometer dari Jakarta, Rangkasbitung menyimpan banyak sejarah menarik yang tak bisa dilepaskan dari masa kolonial Belanda.
Dari Hutan Bambu Hingga Pusat Pemerintahan
Pada awalnya, Rangkasbitung hanyalah sebuah hutan bambu hingga pada tahun 1849, Patih Jahar, di bawah mandat Bupati Lebak Raden Tumenggung Adipati Karta Natanegara, ditugaskan untuk menemukan lokasi baru bagi ibu kota Kabupaten Lebak.
Setelah membuka lahan di kawasan tersebut, fasilitas-fasilitas pemerintahan mulai didirikan, termasuk Masjid Agung, kantor bupati yang juga berfungsi sebagai rumah dinas, pendopo, dan alun-alun sebagai pusat kota.
Tanggal 31 Maret 1851 menjadi momen penting bagi Rangkasbitung ketika ibu kota Kabupaten Lebak secara resmi dipindahkan dari Warunggunung ke Rangkasbitung.
Sejak itu, Kota Rangkasbitung menjadi pusat aktivitas pemerintahan dan berkembang menjadi kota satelit yang cukup penting di masa kolonial Belanda.
Jejak Eduard Douwes Dekker dan Novel “Max Havelaar”
Nama Rangkasbitung juga dikenal secara internasional melalui literatur klasik karya Eduard Douwes Dekker, seorang residen kolonial Belanda yang lebih dikenal dengan nama pena Multatuli.
Dalam bukunya “Max Havelaar”, Dekker mengkritik keras sistem kolonial yang menindas rakyat pribumi, dan pengalaman pribadinya di Lebak menjadi latar belakang utama karya tersebut.
Multatuli, yang berarti "Aku sudah banyak menderita" dalam bahasa Latin, tidak hanya merujuk pada penderitaan pribadinya, tetapi juga mewakili penderitaan masyarakat lokal yang terjajah.
Untuk mengenang peran besar Dekker dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat Lebak, salah satu jalan utama di Rangkasbitung dinamai Jalan Multatuli, yang terletak tak jauh dari alun-alun kota.
Selain sejarah kolonialnya, Rangkasbitung juga dikenal melalui Pasar Rangkasbitung yang menjadi pusat perekonomian Lebak.
Sebagai pasar terbesar di kabupaten ini, Pasar Rangkasbitung telah berdiri sejak lama dan berperan penting dalam mendukung aktivitas ekonomi masyarakat.
Dengan lebih dari 1.500 lapak yang tersedia di dalam pasar, jumlah pedagang yang terdaftar mencapai sekitar 2.300.
Namun, meski kapasitas pasar sudah penuh, banyak pedagang memilih untuk berjualan di luar pasar atau di rumah masing-masing, dengan alasan lokasi di dalam pasar kurang menguntungkan bagi penjualan.
"Kami sudah mencatat ada lebih dari 1.500 pedagang di dalam pasar, tapi mereka memilih berjualan di luar karena merasa kurang laku," ujar Yani, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak.
Meski begitu, Pasar Rangkasbitung tetap menjadi pusat transaksi jual beli yang sangat membantu dalam peningkatan ekonomi lokal.
Pemkab Lebak terus mendorong agar pasar tradisional tetap tumbuh dan menjadi pusat jual beli utama bagi masyarakat, terutama di tengah perkembangan pusat perbelanjaan modern.
Pasar Rangkasbitung Keunikan yang Memikat di Banten
Pasar Rangkasbitung di Lebak, Banten, menawarkan pengalaman berbelanja yang penuh warna. Lebih dari sekadar pasar tradisional, tempat ini menjadi destinasi menarik bagi wisatawan dan warga lokal yang mencari produk otentik khas Banten.
Di Pasar Rangkasbitung, berbagai komoditas pertanian seperti padi, jagung, sayur-mayur, dan buah-buahan segar dapat ditemukan dengan mudah. Hasil tani seperti cabai merah, tomat, dan bawang merah menjadi produk andalan yang banyak dicari karena kualitasnya yang segar dan harganya yang terjangkau.
Tak hanya sayuran, Rangkasbitung juga dikenal dengan hasil kebunnya, seperti pisang, pepaya, dan durian yang banyak dijual di Pasar Rangkasbitung. Pengunjung juga dapat menemukan kerajinan tangan yang dibuat oleh masyarakat lokal, seperti anyaman bambu dan kain tenun Baduy, yang cocok dijadikan oleh-oleh atau koleksi pribadi.
Bagi pecinta kuliner, pasar ini menawarkan berbagai makanan tradisional yang menggugah selera. Nasi uduk khas Rangkasbitung, sate bebek, serta jajanan pasar seperti apem dan cucur, semuanya tersedia dengan harga yang ramah di kantong.
Atmosfer pasar yang hangat dengan para pedagang ramah menambah keasyikan berbelanja di sini. Harga yang terjangkau dan tradisi tawar-menawar membuat pengalaman belanja semakin seru.
Selain itu, letaknya yang strategis di pusat kota membuat Pasar Rangkasbitung mudah diakses dan dekat dengan berbagai objek wisata lain di Lebak.
Warisan budaya yang terjaga di Pasar Rangkasbitung menambah daya tariknya dan layak untuk dikunjungi.
Di Pasar Rangkasbitung, terdapat sejumlah pedagang yang menjalankan usahanya secara turun-temurun, menjaga warisan keluarga yang telah berjalan selama beberapa generasi.
Beberapa pedagang yang menjalankan usaha keluarganya di Pasar Rangkasbitung adalah penjual sayuran, rempah-rempah, dan buah-buahan.
Sebagai contoh, keluarga Ibu Ani, yang telah berjualan sayuran segar selama lebih dari 40 tahun, meneruskan bisnis keluarga yang dimulai oleh orang tuanya.
Pedagang daging, seperti keluarga Pak Hasan, juga merupakan salah satu contoh pedagang turun-temurun yang sudah bertahan selama lebih dari tiga generasi.
Sejak era kakeknya, mereka telah menyediakan daging sapi dan ayam segar kepada pelanggan setia di pasar tersebut.
Selain itu, Pasar Rangkasbitung bukan hanya tempat berbelanja, tapi juga menawarkan pengalaman edukatif yang memungkinkan pengunjung untuk mengenal lebih dalam kehidupan masyarakat lokal.
Bagi yang mencari sentuhan budaya Banten yang autentik, Pasar Rangkasbitung adalah tempat yang wajib dikunjungi.
Pasar Rangkasbitung yang masih hidup hingga kini menunjukkan bagaimana sejarah dan modernitas bisa berpadu dalam satu kota yang terus berkembang.
Dari masa kolonial hingga era modern, Pasar Rangkasbitung tetap berdiri tegak sebagai pusat aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat Lebak, sekaligus sebagai saksi bisu sejarah perjuangan rakyat Indonesia.
Bagikan Artikel
Kantor Pusat Adira Finance
Gedung Millenium Centennial Center Lt. 53-61
Jl. Jend. Sudirman Kav. 25
Karet Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta 12920
Ikuti media sosial kami