Pemandu Lokal

Fenomena Api Biru (Blue Fire) di Kawah Ijen membuat banyak turis dari berbagai belahan dunia berdatangan ingin melihatnya. Tentu saja, fenomena langka ini di dunia hanya dapat disaksikan di dua tempat, di Ijen dan Islandia. Apakah Sahabat tertarik ke sana juga? Yuk, baca 5 tips berikut ini dulu sebelum berkunjung ke Kawah Ijen!
sumber : travelbwi.com
Untuk mencapai Kawah Ijen, Sahabat harus melewati medan pendakian dengan tingkat kesulitan sangat bervariasi. Jelas membutuhkan kondisi fisik dan stamina yang benar-benar prima. Apalagi jika ingin melihat fenomena Api Biru, Sahabat harus mendaki pada dini hari, saat udara tengah dingin-dinginnya.
Oleh karena itu, Sahabat perlu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Untuk Sahabat yang jarang berolahraga, usahakan melakukan olahraga ringan secara rutin beberapa hari sebelum pendakian, agar otot-otot nggak kaku. Jangan lupa untuk melatih pernapasan juga, ya. Jangan sampai ngos-ngosan dan kepayahan di tengah pendakian.
Ketika merasa lelah dalam pendakian, beristirahatlah. Jangan memaksakan diri. Pintar-pintar mengatur tenaga agar stamina tetap terjaga. Larangan naik ke Kawah Ijen bagi yang memiliki penyakit asma, jantung, dan tekanan darah tinggi, tentu bukan tanpa alasan. Sebaiknya dipatuhi demi keselamatan diri.
sumber : jakpos.net
Buat perencanaan yang matang, perhitungkan masalah cuaca. Ini sangat penting agar Sahabat bisa membawa perlengkapan yang tepat. Penting untuk diingat, usahakan nggak mengandalkan perlengkapan atau peralatan orang lain. Masker, senter, atau apapun itu.
Berikut waktu-waktu terbaik untuk berkunjung ke Kawah Ijen
Sahabat bisa menyaksikan fenomena Api Biru dan panorama Danau Kawah Ijen dengan lebih jelas, karena kabut yang menyelubungi puncak gunung telah relatif lebih tipis. Hanya saja pada waktu ini masih musim penghujan dan cukup berisiko mengunjungi Kawah Ijen pada musim penghujan, karena kawahnya sering mengeluarkan gas beracun. Selain itu, jika memilih berangkat pada musim hujan, tentu membutuhkan perlengkapan yang jauh lebih banyak.
Ini menjadi waktu favorit para pendaki karena sudah masuk musim kemarau. Medan pendakian jauh lebih mudah dilalui dengan tanah yang kering, udaranya pun nggak sedingin ketika musim hujan.
Banyak hal yang akan Sahabat temui selama pendakian, yang mungkin nggak terbayangkan sebelumnya. Beragam tipe orang, berbagai kejadian yang di luar dugaan, siapkan mentalmu untuk menghadapi itu semua.
sumber :Â suzieagelopoulos.com
Sahabat nggak mau dong terkena hypothermia karena dehidrasi. Bawa air minum yang sekiranya cukup untuk perjalanan naik dan turun Gunung Ijen. Atur pola minum selama pendakian.
Bawa makanan yang bisa memberikan energi. Sereal dan susu bisa menjadi pilihan dibandingkan mie instan. Kandungan karbohidrat pada sereal cukup tinggi, ditunjang kalori dari susu. Opsi lainnya adalah kentang dan ubi. Madu dan cokelat juga bisa menjadi penyelamat agar tubuh tetap fit.
Kira-kira 400 meter dari puncak Gunung Ijen memang terdapat warung yang menjual makanan dan minuman, tapi Sahabat tetap nggak bisa mengandalkannya.
Walau terkesan sepele, tips satu ini cukup penting bagi para perempuan yang akan naik ke Gunung Ijen. Sebelum berangkat mendaki usahakan untuk buang air kecil atau buang air besar dulu. Mengingat toilet umum nggak akan Sahabat temukan selama jalur pendakian, yang ada hanya toilet alam. Sebagian besar perempuan merasa rikuh ketika harus buang hajat di toilet terbuka seperti itu.
Itu tadi 5 tips yang perlu Sahabat tahu sebelum berkunjung ke Kawah Ijen. Apakah Sahabat siap mendaki Kawah Ijen bersama orang terdekat? Jangan lupa share dulu artikelnya pada mereka, ya.